Bedanya Introvert dan Extrovert: Introvert Dapet Energi Saat Sendiri

Vortixel
10 min readJun 11, 2024

--

Gambar Ilustrasi dari Vortixel

Yow, sobat Vortixel! Sering denger kan kalo introvert lebih suka menyendiri sedangkan extrovert suka keramaian? Tapi sebenernya, apa sih yang bikin otak mereka beda? Dan kenapa seorang introvert dapet energinya pas lagi sendirian? Yuk, kita bahas 10 poin menarik ini!

1. Cara Kerja Otak yang Berbeda

Otak manusia itu emang kompleks abis, geng. Tapi tau gak sih, ternyata otak introvert dan extrovert punya cara kerja yang beda banget, lho. Nah, introvert itu punya aliran darah yang lebih banyak ke korteks prefrontal, bagian otak yang berhubungan sama pemikiran mendalam dan perencanaan. Makanya, mereka lebih suka mikir dulu sebelum ngelakuin sesuatu. Kalau extrovert, beda lagi ceritanya.

Extrovert itu punya aliran darah yang lebih banyak ke area otak yang berhubungan sama pengolahan informasi sensorik. Artinya, mereka lebih responsif sama rangsangan dari lingkungan sekitar. Jadi, gak heran kalau extrovert cenderung lebih spontan dan suka tantangan. Mereka juga lebih mudah beradaptasi sama situasi baru. Hal ini bikin mereka sering dianggap lebih berani dan petualang.

Tapi, bukan berarti introvert itu gak berani atau gak suka tantangan, ya geng. Mereka cuma punya cara yang berbeda buat ngadepin situasi. Misalnya, mereka lebih suka merencanakan segala sesuatunya dengan matang. Mereka juga lebih nyaman dengan aktivitas yang melibatkan pemikiran mendalam. Itu sebabnya, banyak introvert yang jago dalam hal-hal yang butuh konsentrasi tinggi.

Sebaliknya, extrovert lebih suka aktivitas yang melibatkan banyak interaksi sosial. Mereka merasa energinya terisi saat berhubungan dengan orang lain. Jadi, gak heran kalau mereka sering keliatan lebih aktif dan ceria. Mereka juga lebih sering jadi pusat perhatian di berbagai acara. Tapi inget, kedua tipe kepribadian ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Intinya, baik introvert maupun extrovert, keduanya punya cara unik dalam berinteraksi dengan dunia. Kita gak bisa bilang yang satu lebih baik dari yang lain. Semua tergantung situasi dan kebutuhan masing-masing individu. Jadi, apapun tipe kepribadian lo, yang penting lo bisa jadi versi terbaik dari diri lo sendiri.

2. Perbedaan dalam Mengolah Dopamin

Dopamin itu kayak bahan bakar kebahagiaan di otak kita, geng. Nah, otak extrovert tuh lebih peka sama dopamin, jadi mereka lebih gampang merasa happy dan termotivasi pas lagi beraktivitas sosial. Jadi, kalau ada ajakan buat hangout, mereka biasanya antusias banget, siap buat merasakan serunya interaksi sosial. Tapi beda lagi sama otak introvert.

Otak introvert kurang peka sama dopamin, jadi mereka gak segitu antusiasnya kayak extrovert pas di keramaian. Mereka lebih enjoy kalau lagi di lingkungan yang tenang, jauh dari hiruk pikuk orang banyak. Jadi kalau ada pilihan antara nongkrong rame-rame atau baca buku di rumah, mereka bakal pilih yang kedua tanpa ragu. Karena bagi mereka, ketenangan itu lebih bikin bahagia.

Gimana sih otak bisa beda-beda gitu dalam merespons dopamin? Nah, itu karena adanya perbedaan dalam struktur otak mereka, geng. Otak extrovert punya sistem reward yang lebih sensitif terhadap dopamin, jadi mereka lebih rentan terhadap efek positif dari interaksi sosial. Sedangkan otak introvert, sistem reward-nya kurang responsif terhadap dopamin, jadi mereka lebih nyaman dengan aktivitas yang lebih individual.

Tapi lo harus ingat, geng, nggak semua extrovert itu selalu bahagia, dan nggak semua introvert itu selalu murung. Kita punya banyak faktor lain yang bisa ngaruhin mood kita, seperti lingkungan dan kebiasaan hidup. Jadi, yang penting, lo kenal diri lo sendiri dan tahu apa yang bikin lo bener-bener happy. Intinya, nggak perlu bandingin diri lo sama orang lain, yang penting lo bahagia dengan cara lo sendiri.

3. Aktivitas dalam Sistem Limbik

Sistem limbik itu kayak pusat emosi dan memori di otak kita, geng. Nah, pada orang introvert, sistem limbik mereka biasanya lebih aktif, jadi mereka lebih cepet merasa lelah dan butuh waktu sendirian buat ngecas energi. Jadi, kalau udah capek berinteraksi sama orang banyak, mereka butuh waktu buat recharge, kayaknya sih, buat istirahatin otak dari rangsangan yang terlalu banyak.

Bedanya, pada extrovert, sistem limbik mereka lebih stabil, jadi mereka bisa bertahan lebih lama di lingkungan sosial tanpa merasa capek. Mereka kayak punya battery ekstra yang bisa tahan lama buat berlama-lama ngobrol sama temen atau hangout di tempat rame. Makanya, mereka sering terlihat kayak punya energi yang gak habis-habis.

Tapi inget, geng, ini bukan berarti introvert tuh lemah atau extrovert tuh superior. Semua orang punya kebutuhan yang berbeda-beda, kan? Jadi, yang penting kita bisa saling ngerti dan ngasih support satu sama lain. Kalau temen lo lagi butuh waktu sendirian, yaudah kasih dia space aja. Atau kalau lo sendiri yang butuh temen buat hangout, lo juga punya hak buat minta temen lo buat nemenin lo.

Intinya, gak ada yang salah dengan cara kerja sistem limbik kita masing-masing. Kita semua punya keunikan dan kebutuhan yang berbeda dalam berinteraksi sama lingkungan sekitar. Jadi, yang penting, kita saling menghormati dan mendukung pilihan-pilihan yang kita ambil dalam menjaga keseimbangan emosi dan energi kita.

4. Sensitivitas terhadap Stimuli

Sensitivitas terhadap stimuli eksternal tuh beda-beda buat tiap orang, geng. Introvert lebih sensitif sama suara bising, keramaian, dan cahaya terang. Otak mereka merespons rangsangan ini dengan lebih intens, jadi mereka gampang banget merasa kewalahan. Makanya, mereka butuh waktu sendiri buat nenangin diri dan nge-recharge energi.

Extrovert beda lagi, geng. Mereka lebih toleran terhadap stimuli eksternal dan malah bisa merasa lebih energik di tengah keramaian. Suara bising dan keramaian justru bikin mereka merasa lebih hidup dan semangat. Makanya, mereka sering keliatan enjoy banget di acara-acara rame atau tempat-tempat yang penuh orang. Mereka kayak punya filter yang bikin mereka gak gampang kewalahan sama stimuli.

Nah, karena perbedaan ini, introvert dan extrovert punya cara yang beda buat nikmatin waktu mereka. Introvert lebih milih aktivitas yang tenang dan gak banyak rangsangan, kayak baca buku atau nonton film di rumah. Mereka butuh waktu buat refleksi diri dan nenangin pikiran. Sedangkan extrovert lebih suka aktivitas yang melibatkan banyak orang dan stimulasi, kayak pergi ke konser atau pesta.

Yang penting, geng, kita harus ngerti kebutuhan masing-masing dan gak maksa orang buat ngikutin cara kita. Kalau temen lo lebih suka diem di rumah, jangan dipaksa buat keluar. Sebaliknya, kalau temen lo suka rame-rame, kasih mereka kesempatan buat enjoy aktivitas sosial. Semua orang punya cara sendiri buat nge-recharge energi.

Jadi, pahamilah keunikan tiap orang dan hargai perbedaan ini. Sensitivitas terhadap stimuli eksternal itu bukan kelemahan atau kelebihan, cuma cara kerja otak yang beda. Yang penting, kita saling mendukung dan menghargai cara masing-masing dalam menghadapi dunia.

5. Fokus pada Internal vs. Eksternal

Nah, geng, introvert dan extrovert tuh beda banget dalam fokusnya, loh. Introvert tuh biasanya lebih fokus ke dunia internal mereka, kayak pikiran, perasaan, dan refleksi diri. Jadi, mereka lebih enjoy kalau bisa melakukan aktivitas yang bikin mereka berpikir dan merenung, misalnya baca buku atau nulis. Buat mereka, waktu sendirian itu kayak momen berharga buat menyatu sama diri sendiri dan mengeksplorasi pikiran mereka.

Sementara, extrovert lebih condong ke dunia luar dan interaksi sosial, geng. Makanya, mereka lebih seneng kalau bisa terlibat dalam aktivitas yang melibatkan banyak orang dan tantangan baru. Buat mereka, interaksi sosial itu kayak sumber energi yang bikin mereka semangat. Jadi, nggak heran kalau mereka sering keliatan enjoy banget waktu di tengah kerumunan atau mencari kesempatan buat ketemu orang baru.

Tapi inget, geng, nggak ada yang salah dengan kedua pendekatan ini. Introvert punya cara mereka sendiri buat merasa bahagia dan terhubung dengan dunia, sama halnya dengan extrovert. Yang penting, kita saling ngerti dan menghargai kebutuhan masing-masing. Misalnya, kalau temen lo introvert lagi butuh waktu sendirian buat refleksi diri, kasih dia space dan dukungan. Atau kalau temen lo extrovert lagi pengen hangout, jangan ragu buat ngajak dia ke acara seru.

Intinya, baik introvert maupun extrovert, keduanya punya kelebihan dan keunikan masing-masing. Yang penting, kita saling mendukung dan menghargai perbedaan ini, geng. Setiap orang punya cara sendiri buat menyikapi dunia, dan itu yang bikin hidup jadi seru, kan? Jadi, mari kita terus menjaga hubungan yang positif dan membangun komunitas yang inklusif.

6. Cara Mengelola Stres

Geng, cara introvert dan extrovert mengelola stres itu beda-beda banget, loh. Nah, introvert lebih suka menghadapi stres dengan cara yang chill dan santai, kayak meditasi atau jalan-jalan sendirian. Buat mereka, momen-momen kayak gitu jadi waktu yang berharga buat menyatu sama diri sendiri dan ngerelaksasi pikiran.

Sementara, extrovert lebih cenderung ke arah yang aktif dan sosial dalam mengatasi stres, geng. Jadi, mereka lebih suka berolahraga atau hangout bareng teman-teman buat mengurangi stres. Aktivitas fisik kayak olahraga itu bisa bikin mereka merasa lebih segar dan energik, sementara interaksi sosial sama teman-teman bisa bikin mereka merasa lebih terhubung dan didukung.

Tapi inget, geng, nggak ada cara yang paling bener atau paling salah dalam mengelola stres. Yang penting, kita tahu apa yang bikin kita merasa lebih baik dan lebih nyaman. Jadi, kalau lo introvert dan butuh waktu sendirian buat ngeluarin stres, ya udah, cari momen buat melakukannya. Atau kalau lo extrovert dan merasa lebih baik setelah hangout bareng teman-teman, nggak ada salahnya buat ajak mereka hangout, kan?

Yang penting, kita harus bisa mendukung satu sama lain, geng. Misalnya, kalau temen lo lagi stres, tawarin mereka support dan kasih mereka ruang buat mengatasi stres sesuai dengan cara mereka. Atau kalau lo yang lagi stres, jangan ragu buat minta dukungan dari teman-teman lo. Intinya, kita semua punya cara unik dalam mengelola stres, dan yang penting, kita saling support satu sama lain.

7. Gaya Komunikasi

Geng, gaya komunikasi orang introvert dan extrovert itu beda jauh, loh. Nah, introvert tuh lebih condong ke arah yang mendalam dan serius dalam komunikasi. Mereka lebih suka ngobrolin hal-hal yang bermakna daripada small talk yang gak penting. Buat mereka, ngobrolin hal-hal serius itu kayak cara buat terhubung sama orang secara lebih dalam.

Sementara, extrovert lebih suka ngobrol yang santai dan spontan, geng. Mereka lebih enjoy kalau bisa terlibat dalam banyak interaksi sosial, walaupun cuma small talk. Buat mereka, ngobrolin hal-hal ringan itu kayak cara buat membangun ikatan sosial dan menyenangkan suasana.

Tapi, geng, ini bukan berarti introvert itu gak bisa ngobrol santai atau extrovert gak bisa ngobrol serius, ya. Semua tergantung situasinya. Misalnya, introvert juga bisa enjoy ngobrol santai sama temen dekatnya, tapi mungkin mereka butuh waktu buat nyaman dulu. Atau extrovert juga bisa serius ngobrolin topik penting, tapi mungkin mereka lebih suka suasana yang santai dan ramai.

Yang penting, geng, kita harus bisa menghargai gaya komunikasi masing-masing orang. Kalau temen lo introvert, jangan dipaksa buat ngobrol tentang hal yang gak penting. Cobalah untuk menciptakan suasana yang mendukung dan nyaman buat mereka. Dan kalau temen lo extrovert, jangan ragu buat ngajak mereka ngobrol santai atau ikut dalam suasana yang ramai.

Intinya, geng, nggak ada yang salah dengan gaya komunikasi kita. Yang penting, kita bisa saling menghargai dan menyesuaikan diri dengan gaya komunikasi orang lain. Itu yang bikin hubungan kita jadi lebih baik dan lebih menyenangkan, kan?

8. Kebutuhan akan Waktu Sendiri

Geng, introvert tuh butuh banget waktu sendiri buat recharge energi, loh. Ini karena otak mereka lebih cepet kewalahan dengan interaksi sosial yang banyak. Nah, waktu sendirian itu kayak bahan bakar buat mereka buat merenung, mengisi ulang energi, dan menenangkan pikiran. Jadi, jangan heran kalau mereka suka kabur dari keramaian buat cari momen sendirian.

Sementara, extrovert beda lagi ceritanya, geng. Mereka malah merasa lebih hidup setelah berinteraksi dengan banyak orang. Buat mereka, stimulasi sosial itu kayak semacam booster buat energi mereka. Makanya, mereka bisa jadi sering keliatan ceria dan semangat setelah kumpul-kumpul sama teman-teman.

Tapi inget, geng, kebutuhan akan waktu sendiri ini penting buat semua orang, nggak cuma buat introvert aja. Bahkan extrovert pun butuh momen-momen sendirian buat merenung dan merefleksikan diri. Cuma bedanya, introvert butuhnya lebih sering dan lebih lama, sementara extrovert mungkin cuma butuh waktu singkat buat recharge.

Jadi, kalau lo introvert dan butuh waktu sendiri, jangan ragu buat ngambil waktu buat diri lo sendiri. Itu penting buat kesehatan mental dan emosional lo, geng. Dan kalau lo extrovert dan merasa energi lo turun, mungkin itu tandanya lo butuh reconnect sama diri lo sendiri. Intinya, kita semua punya kebutuhan akan waktu sendiri, dan nggak ada yang salah dengan itu. Yang penting, kita bisa menghargai dan memenuhi kebutuhan tersebut.

9. Preferensi Lingkungan Kerja

Geng, di lingkungan kerja, orang introvert biasanya lebih suka bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil. Mereka tuh butuh ruang buat berpikir dan bekerja dengan tenang, jadi suasana yang terlalu ramai dan dinamis bisa bikin mereka gampang kewalahan. Makanya, mereka sering nyaman bekerja di ruang yang lebih tenang, di mana mereka bisa fokus sama tugas-tugas mereka tanpa terganggu.

Sementara, extrovert lebih enjoy bekerja dalam tim besar dan lingkungan yang dinamis, geng. Buat mereka, interaksi sosial itu kayak sumber energi yang bikin mereka semangat buat bekerja. Mereka suka suasana yang rame dan penuh dengan aktifitas, karena itu bisa bikin mereka merasa lebih produktif dan termotivasi. Makanya, mereka biasanya paling betah kalau bekerja di ruang terbuka atau tim yang besar.

Tapi tentu aja, geng, ini bukan berarti introvert gak bisa kerja dalam tim besar atau extrovert gak bisa kerja sendiri. Semua tergantung situasinya dan kebutuhan masing-masing individu. Yang penting, perusahaan atau tim harus bisa mengakomodasi preferensi masing-masing anggotanya supaya semuanya bisa bekerja dengan nyaman dan maksimal.

Intinya, geng, kita semua punya preferensi lingkungan kerja yang berbeda-beda. Yang penting, kita bisa saling menghargai dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung untuk semua orang. Dengan begitu, produktivitas dan kesejahteraan semua anggota tim bisa terjaga dengan baik.

10. Kebutuhan akan Pengakuan Sosial

Geng, orang introvert biasanya nggak terlalu butuh pengakuan sosial atau perhatian dari banyak orang, loh. Buat mereka, yang penting itu dihargai secara personal dan punya hubungan yang berkualitas dengan orang-orang terdekat. Jadi, mereka lebih fokus sama kualitas hubungan daripada kuantitasnya. Kalau mereka dapet pengakuan atau perhatian, mereka biasanya lebih seneng kalau itu datang dari orang-orang yang mereka sayangi secara personal.

Di sisi lain, extrovert lebih menikmati pengakuan sosial dan perhatian dari banyak orang, geng. Buat mereka, dapet perhatian dan pengakuan dari lingkungan sosial itu kayak bahan bakar buat semangat mereka. Mereka merasa dihargai dan termotivasi kalau bisa jadi pusat perhatian dan mendapat apresiasi dari orang banyak.

Tapi tentu aja, geng, ini bukan berarti introvert gak butuh pengakuan atau extrovert cuma peduli sama perhatian dari banyak orang. Semua tergantung individunya dan cara mereka ngekspresikan kebutuhan sosialnya. Yang penting, kita harus bisa menghargai dan memahami cara masing-masing orang dalam mencari pengakuan dan perhatian.

Intinya, geng, kita semua punya kebutuhan akan pengakuan sosial yang berbeda-beda. Ada yang lebih fokus sama hubungan personal, ada yang lebih enjoy dengan pengakuan dari lingkungan sosial. Yang penting, kita harus bisa saling menghargai dan mendukung kebutuhan masing-masing, tanpa merasa lebih baik atau lebih buruk dari orang lain.

Penutup

Yah, gitu deh, geng! Udah selesai ngebahas perbedaan antara otak introvert dan extrovert serta kenapa sih introvert bisa dapet energinya saat sendirian. Semoga artikel ini bisa bantu lo buat lebih ngerti tentang gimana cara kerja otak kita dan kenapa kita punya preferensi yang berbeda dalam hal sosialisasi.

Ingat, geng, nggak ada yang salah sama kepribadian lo, apapun itu. Introvert atau extrovert, keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang penting, kita bisa saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam perbedaan ini.

Jadi, terus semangat, geng! Tetep jadi versi terbaik dari diri lo sendiri. Kita semua punya potensi yang luar biasa, tinggal kita mau menggali dan mengembangkannya atau nggak. Yang penting, tetap positif dan selalu berusaha buat jadi yang terbaik!

Good luck untuk semuanya, geng! Keep shining! 🌟

--

--

Vortixel
Vortixel

Written by Vortixel

Vortixel merupakan sebuah entitas kreatif yang berada di persimpangan antara teknologi dan seni. kunjungi website kami: https://ppulau777c.site/

No responses yet